Tuesday, December 26, 2017

Plate-O Surabaya, Restoran Hot Plate Menjamur di Banyak Kota

Sekarang ini musim banget franchise berupa restoran yang menjajakan makanan di atas piringan panas (hot plate). Jika anda kurang paham seperti apa makanan yang disajikan di atas hot plate, pada Google anda dapat mengetikkan keyword "Pepper Lunch". Pepper Lunch merupakan franchise yang lebih dahulu hits dengan sajian hot platenya.
Nah, sekarang ini mulai menjamur franchise hot plate serupa dengan berbagai nama dan harga yang lebih bersahabat jika dibanding dengan Pepper Lunch. Beberapa yang sudah saya coba di Surabaya ada Platter dan Plate-O. Kali ini saya akan mereview kunjungan kuliner di Plate-O.
Plate-O sudah banyak sekali cabangnya di berbagai kota, seperti Jogja, Surabaya, Mojokerto, Solo, Purwokerto, Jepara, Semarang, dan Pekanbaru. Anda bisa menemukan informasi Plate-O melalui instagram resminya @plateoid. Di Surabaya, Plate-O berlokasi di Jl. Raya Tenggilis 147. Perlu sedikit kejelian untuk menemukannya karena tergolong "nyelempit" dan tidak begitu luas. Walaupun begitu, jika dilihat dari luar bangunannya terlihat eye catching dengan cat kuning. Plate-O buka setiap Senin - Minggu mulai pukul 12:00-21:00 WIB.


Oke, ketika masuk ke dalam resto, saya disambut dengan desain interior khas Plate-O: Gambar-gambar dinding dengan background kuning. Salah satu gambar di dinding adalah jargon Plate-O, "Click, Cook, Eat", yang saya rasa artinya "Jika anda sudah cocok (click) dengan menu yang dipilih, Plate-O akan memasak (cook) menu anda sehingga anda dapat menikmatinya (eat).
Jika dibandingkan dengan franchise hot plate lain di Surabaya, katakan saja Platter, saya rasa menu yang ditawarkan oleh Plate-O jauh lebih variatif. Mulai dari menu dengan nasi, beraneka ragam daging (ikan dori, ayam, sapi), hingga pasta-pastaan (macaroni, spaghetti, carbonara) ada di sini. Harganya variatif, mulai dari Rp 25.000,- hingga Rp 40.000,-. Saat itu rombongan saya memesan Carbonara, Fish and Chips, Beef Blackpepper dan Penne Beef BBQ yang kebetulan harga masing-masing sama, Rp 30.000,-.
Daftar menu (1)

Daftar menu (2)


Setelah sekitar 10 menit menunggu, Carbonara saya datang, namun beberapa makanan lainnya menyusul. Bahkan, teman saya harus rela menunggu 20 menitan hingga makanannya selesai dimasak. Sehingga ketika saya selesai makan, makanan teman saya baru saja datang. Ini yang saya rasa kurang nyaman, waktu datangnya makanan tidak bersamaan. Ya mungkin karena Plate-O hanya menyediakan kompor pemanas hot plate dalam jumlah terbatas, sehingga untuk memasak makanan harus menunggu giliran sedikit demi sedikit.
Seperti kebanyakan makanan di atas hot plate lainnya, makanan di Plate-O sangat nikmat dimakan ketika panas-panasnya. Bumbu terasa pas bercampur dalam makanan. Semua menu yang dipesan oleh rombongan saya terasa cocok di lidah. Carbonaranya lembut dan sausnya tidak eneg. Begitu pula Beef Blackpepper pesanan teman yang sempat saya coba, enak banget. Namun ketika piring sudah tidak panas lagi, rasa makanan akan berubah. Sehingga saran saya, cepat habiskan makananmu sebelum dingin. Saya rasa tingkat kepanasan hot plate saat baru datang juga kurang dan cepat hilang panasnya. Apalagi untuk makanan yang berkuah. Hot platenya jadi kurang mampu mematangkan beberapa bahan makanan yang masih mentah seperti irisan tipis daging sapi dan telur ayam. Alhasil, teman saya memakan irisan daging sapi dan telurnya dalam kondisi setengah matang.
Penne Beef BBQ
Carbonara

Beef Blackpepper

Fish and Chips
Salah satu menu yang saya suka pada Plate-O selain Carbonara adalah Fish and Chips. Ikan dori sebagai bahan utamanya terasa lembut dan tidak seberapa amis. Sangat empuuuuuuk banget. French fries pendampingnya pun cukup banyak dan besar-besar. Sehingga walaupun tidak disertai nasi, kita bisa kenyang.
Overall, Plate-O ini cukup worth it dan recommended untuk dicoba. Harganya masih tergolong reasonable untuk kunjungan yang tidak rutin. Hanya saja minusnya adalah kecepatan penyajian dan tingkat kepanasan hot plate-nya yang saya rasa kurang.

Saturday, December 2, 2017

Review Moringa Eau De Toilette by The Body Shop

Guys, saya membeli Moringa Eau De Toilette (EDT) The Body Shop ini bukan buat saya. Jadi ceritanya bulan November 2017 lalu ibu saya berulang tahun. Sebagai anak yang cukup romantis, saya ingin memberikan kado spesial untuk ibu. 
Kebetulan saat itu saya ngidam banget sama salah satu EDT The Body Shop yang lain, yaitu White Musk EDT (baca review-nya disini). Saya jadi sering searching review produk wewangian lainnya, sekiranya apa ya wewangian favorit banyak orang. Dan taraaaaa..... Moringa EDT The Body Shop ini menjadi salah satu wewangian yang banyak banget dibahas dan bagus review-nya, khususnya oleh konsumen di Indonesia.
Dan jackpot-nya lagi, saat itu website The Body Shop Indonesia (www.thebodyshop.co.id) memberikan diskon 30% untuk produk tertentu, salah satunya si Moringa EDT The Body Shop size 30 ml. Harga normal Rp 189.000,- diskon jadi Rp 132.000,- aja cyiiiin. Yaudah deh, saya mantep menambahkan Moringa EDT (untuk ibu) dan White Musk EDT (untuk saya) ke keranjang belanja website The Body Shop. Waduh, banyak banget yaaaa, cukup nguras dompet. Tapi menurut saya worth it banget. Karena jika anda membeli The Body Shop minimal Rp500.000,- via website, otomatis anda akan dapat free ongkos kirim ke seluruh Indonesia. Oke banget kan, udah diskon, free ongkir pula. Saat datang, kardus kemasannya sangat kokoh dan tebal
Kardus pengiriman The Body Shop (1)
Kardus pengiriman The Body Shop (2)

Botol Moringa EDT The Body Shop mirip dengan EDT The Body Shop lainnya. Terbuat dari kaca bening agak kuning salem dan mungil. Cukup handy dan travel friendly. Sangat praktis buat touch up jika diperlukan. Dengan botol 30ml dan intensitas penggunaan jarang (untuk acara ibu-ibu dan pengajian saja), sepertinya ibu saya baru dapat menghabiskan parfum ini dalam waktu lebih dari satu tahun.
Moringa EDT The Body Shop


Aromanya cukup sederhana. Karena saya belum pernah tahu bunga moringa (bunga kelor) itu seperti apa, saya mendeskripsikan Moringa EDT The Body Shop ini mirip dengan wangi melati. Sedikit terasa hangat dan lebih segar jika dibandingkan dengan bunga melati. Selain itu terasa seperti wangi madu.


Saat digunakan, Moringa EDT The Body Shop tahan kurang lebih 3-4 jam. Selebihnya, wanginya masih terasa jika diendus langsung pada permukaan kulit. Moringa EDT The Body Shop ini cocok untuk perempuan mulai usia 25an hingga lansia. Wanginya sederhana, tidak menyengat, dan familiar untuk daerah tropis.
Moringa EDT The Body Shop saat dibuka tutupnya

Review White Musk Eau De Toilette - The Body Shop

Akhir tahun 2017 ini saya merasa wishlist saya agak berubah haluan, dari awalnya pingin beli-beli makeup berubah menjadi parfum. Sebenernya ada dua wewangian yang saya incar: White Musk Eau De Toilette (The Body Shop) dan Bombshell Eau De Parfum (Victoria Secret). Dua wewangian ini memang jadi nomor satu pada merk masing-masing, review online-nya pun bejibun dan positif. Saya dibuat bingung harus pilih mana. Namun karena memperhitungkan uang tabungan, akhirnya saya pilih yang agak murah meriah, White Musk Eau De Toilette merk The Body Shop. Selain itu, saya sempat mencoba tester-nya di mall. Sepulang dari mall, saya jadi keinget terus loooh sama EDT ini, rasanya pingin segera beli! Untuk Bombshell EDP Victoria Secret-nya lain kali aja sepertinya, nabung dulu hehehe.


Mungkin beberapa dari anda masih bingung, apa sih beda Body Mist, Eau De Toilette (EDT), Eau De Parfum (EDP), dan Perfume Oil? Singkatnya sih, perbedaan fisik terdapat pada kandungan parfum asli (essence) di dalamnya. Semakin tinggi kandungan essence, maka wanginya semakin kuat, tahan lama, dan semakin mahal. Dari jenis yang saya sebutkan, body mist (paling kiri) memiliki kandungan essence paling sedikit, disusul oleh EDT hingga perfume oil dengan kandungan essence paling banyak.
Oke, back to White Musk EDT - The Body Shop! EDT ini adalah wewangian klasik The Body Shop, karena rilisnya sudah lama, yaitu tahun 1981! Maka tidak heran jika White Musk EDT - The Body Shop ini sudah banyak pemiliknya di seluruh penjuru dunia. Dan jika anda penggemar drama Korea Goblin (drama fantasinya Gong Yoo dan Kim Go Eun), mungkin anda akan ingat parfum yang diberikan Kim Shin ke Ji Eun Tak. Nah itulah si White Musk EDT - The Body Shop. Bahkan karena boomingnya drama tersebut, maka The Body Shop Korea Selatan merilis versi limited edition White Musk EDT yang ada foto Gong Yoo-nya.
Cuplikan White Musk EDT dalam drama si ahjussi Goblin
White Musk EDT - The Body Shop ini tersedia dalam tiga ukuran, 30ml, 60ml, dan 100ml. Saat itu saya membeli White Musk EDT - The Body Shop ukuran 60ml seharga Rp 419.000,- via website The Body Shop (https://www.thebodyshop.co.id) bersamaan dengan Moringa EDT untuk ibu saya (baca reviewnya disini). Saat itu Moringa EDT-nya diskon 30% dan free ongkos kirim jika belanja online lebih dari Rp 500.000,-, yaudah deh saya semangat banget borong dua EDT tersebut. Oh ya, karena musim promo, pembelanjaan The Body Shop via website waktu itu sering molor pengirimannya. Alhamdulillah molor tersebut tidak terjadi pada pesanan saya. Sekedar saran, setelah anda konfirmasi pembayaran di website, supaya pesanan lekas diproses maka bombardir admin media sosial The Body Shop (WhatsApp, Instagram, dan e-mail) dengan menyertakan ID order dan foto bukti pembayaran.
Secara umum, botol White Musk EDT - The Body Shop cukup sederhana dan terkesan feminin. Wewangian ini dikemas dalam botol kaca bening yang warnanya bergradasi menjadi ungu di bagian dasar. Tutup botol wewangian ini bening dan kuat sehingga dapat mengamankan bagian sprayer dengan baik. Ketika ditutup dengan sempurna, maka tutupnya akan berbunyi "tick". Hanya saja saat sprayernya ditekan, cairan EDT beleber (tidak tersemprot sempurna), entah karena memang isinya masih penuh atau kesalahan saya saat menekannya.
Kesan pertama saat White Musk EDT - The Body Shop disemprotkan menurut saya wanginya sama sekali tidak khas, hanya seperti cairan kimia saja. Namuuuun, kesan ini berubah 180° saat White Musk EDT - The Body Shop  mendarat dan mengering di kulit. Baunya jadi khas musky lembut, cocok untuk perempuan. Yang dominan selain musky adalah wangi bunga-bunga romantis seperti bunga iris, lily, dan melati. EDT ini juga mengandung hint aroma powdery, manis vanilla dan buah peach setelah beberapa jam digunakan, namun tidak dominan. Jika dibayangkan, White Musk EDT - The Body Shop memiliki kesan feminin, romantis, menyejukkan. Cocok untuk perempuan yang kalem dan plegmatis/melankolis.


Supaya aromanya tahan lama ketika digunakan, saya biasa menggunakan White Musk EDT - The Body Shop secara langsung pada kulit kering setelah mandi sebelum mengenakan pakaian, tepatnya di titik urat nadi (bawah telinga, tengkuk, lipatan dalam siku tangan, pergelangan tangan). Cukup sekali semprot di masing-masing titik. Saat suhu tubuh saya naik karena kepanasan/berkeringat, aroma EDT menguap dan tercium dengan sempurna pada titik urat nadi tersebut. Untuk pakaian, saya menyemprotkan EDT ini dengan jarak kurang lebih 20 cm, jadi buih EDT-nya menyebar rata ke seluruh pakaian saya. Di awal penggunaan, wanginya cukup tercium dalam radius kurang lebih 1 meter. White Musk EDT - The Body Shop ini dapat bertahan 4-5 jam mulai pagi saat saya kerja. Lama kelamaan wanginya memudar namun masih setia nempel hingga sore hari. Jika mau, anda dapat mengulangi penggunaan di siang hari supaya lebih terasa.
Untuk pesta malam yang agak eksklusif, EDT ini terlalu standar. Terlebih lagi sudah banyak orang yang jadi fans White Musk EDT - The Body Shop. Anda tidak berharap wangi anda pasaran di acara spesial, kan? Hehehe. Namun saya rasa EDT ini cocok digunakan sehari-hari pada wilayah tropis seperti Indonesia karena aromanya cukup aman, lembut dan tidak nyegrak.