Monday, June 11, 2012

Puisi Dalam Kebuntuan Malam


Yak, syukur deh gue udah keterima kuliah via SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) jalur undangan, so gue udah ga perlu lagi buat ngikutin tes SNMPTN Tulis yang konon katanya susah setengah mampus tujuh turunan itu. Alhamdulillah, makasih, Ya Allah. Dengan udah bebasnya gue dari SNMPTN ini, maka gue bisa nikmatin liburan panjang berbulan-bulan ini.
Singkat cerita, sekarang gue lagi nginep di rumah yangti selama tiga hari. Rumah yangti ini pas terletak di depan pasar Pucang. Satu rumah lawas nan sederhana yang diapit oleh toko-toko. Pokoknya, gampang banget deh buat dikenali. Gue cuman berduaan sama yangti disini loh, guys. Mesra amat, kan? Hihihi. Berhubung gue bosen ngeliatin kendaraan hilir mudik di jalanan depan pasar, so gue laptop-ing deh. Dan sialnya, baterai menjelang lowbat. Gaaaah. Karena itu, gue milih buat nulis postingan ini. Di tengah kebuntuan dan ciuman genit para nyamuk nakal di kulit gue, entah darimana gue terinspirasi buat ngehasilin sebuah puisi sederhana. Nih, semoga mudah dimengerti maknanya.
MUNGKIN AKU
Sang waktu telah menghukumku
Kini tiada lagi engkau di sisiku
Mungkin aku harus membutakan mataku
Agar mataku tak lagi mencari kehadiranmu
Mungkin aku harus memusnahkan hatiku
Agar hatiku tak lagi merindukanmu
Mungkin aku harus mengunci mulutku
Agar aku tak lagi membisikkan namamu
Mungkin aku harus melumpuhkan kakiku
Agar aku berhenti mengejarmu
Namun, mungkin saja aku tak mampu melakukan semua itu

No comments:

Post a Comment