Di Indonesia, tak terkecuali di
kampus saya, orang-orang terbiasa melakukan “jam karet” alias molor alias terlambat.
Sebagai contoh ketika sudah memiliki janji rapat yang dimulai pada jam 9 pagi,
seorang teman baru datang 30 menit hingga 1 jam setelah jam 9 pagi. Lebih parah
lagi, ada yang baru datang ketika rapat hampir selesai. Banyak orang sudah
menganggap bahwa terlambat itu wajar. Tidak ada hukuman atau sanksi tegas bagi pelanggaran
berupa terlambat, sehingga mereka yang senang melakukan keterlambatan tidak
merasa bersalah atau sungkan. Lebih ironis ketika seorang yang terbiasa ontime
dikata aneh atau berlebihan. Ya.... itu lah kebiasaan sebagian masyarakat kita.
Yakinlah, menghargai orang lain
dapat dimulai dari menghargai waktu mereka. Apakah anda sadar bahwa kebiasaan
terlambat membuat orang lain kesal? Terlebih jika keterlambatan kita membuat
orang lain menunggu. Sejatinya, tidak banyak orang yang suka menunggu. Orang
lain yang menunggu tersebut dapat merasa bahwa kita egois, karena lebih merasa
waktu kita lebih penting dibanding waktu mereka.
Di negara Jepang, sebagian besar
gedung sekolah atau universitas memiliki sebuah jam dinding besar di tembok
bagian muka gedung yang dapat dilihat dari kejauhan. Anda tidak percaya?
Berikut contoh penampakan jam yang saya maksud (kotak kuning)
Ritsumeikan University |
Salah satu gedung SMA di Jepang |
Coba anda ingat-ingat. Jangankan di
dunia nyata seperti gambar di atas, di kartun Doraemon pun, sekolah Nobita juga memiliki jam
besar di gedungnya. Sungguh berbeda dengan bangunan sekolah dan universitas di
Indonesia yang hanya bangga memamerkan logo dan nama sekolah terkait di muka
gedung.
Saya memang belum pernah
menginjakkan kaki di Jepang. Namun saya yakin, jam besar tersebut ada untuk
mengingatkan dan memberi kesadaran waktu pada pelajar di sekolah atau
universitas. Mereka akan panik ketika waktu sudah mendekati jam masuk
sekolah/kuliah dan merasa bersalah jika mereka sampai terlambat. Ya, di Jepang datang tepat
waktu sudah dibiasakan sejak masa sekolah. Kebiasaan tepat waktu ini juga
menggambarkan bagaimana orang Jepang merupakan tipikal orang disiplin dan
pekerja keras. Sekali lagi, ini sih menurut pengamatan dan perspektif saya yang
hanya pernah mengetahui Jepang dari informasi sekunder di internet, pengalaman
orang, dan media lainnya. Akan tetapi nyata dan masuk akal bukan?
Sudahlah, jangan membiasakan terlambat
jika memang tidak ada halangan untuk datang tepat waktu. Jika anda memiliki
janji bertemu seseorang, lebih baik anda ontime atau bahkan datang lebih awal
agar tidak membuat orang lain menunggu. Ingaaat, kebiasaan anda akan membentuk
bagaimana pandangan orang lain kepada anda. Sama seperti pandangan saya
terhadap negara Jepang pada ulasan di atas.
No comments:
Post a Comment