Thursday, September 3, 2015

UNik (Uang Elektronik) E-Money Mandiri: Katakan Selamat Tinggal pada Uang Fisik

Akhir-akhir ini bank sentral, Bank Indonesia sedang giat-giatnya mengkampanyekan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Intinya sih, mempromosikan penggunaan alat pembayaran elektronik berupa kartu atau mobile banking. Dengan menggunakan UNik (Uang Elektronik) diharapkan masyarakat Indonesia dapat merasakan sarana pembayaran yang lebih efisien, aman, mudah, dan nyaman. Pembayaran dan top-up hanya dilakukan dengan menempelkan kartu pada mesin pemindai tanpa perlu direpotkan dalam menghitung dan mengantongi pecahan uang fisik. Banyak fasilitas yang telah didukung oleh UNik, antara lain jalan tol, toko retail, tempat parkir, Transjakarta, Transjogja, dan commuter line. Sayangnya, fasilitas tersebut masih belum meluas di Surabaya. Yang saya perhatikan, sebagian besar penggunaan UNik di Surabaya hingga saat ini masih terbatas sebagai alat pembayaran di toko retail saja, seperti Indomaret atau Alfamart. Ya wajar sih, hal ini disebabkan oleh fasilitas umum di Surabaya yang masih belum semaju ibu kota negara, Jakarta.
UNik telah diproduksi oleh banyak bank di Indonesia. Beberapa produk UNik yang luas digunakan antara lain Flazz milik Bank BCA, E-Money milik Bank Mandiri, dan Brizzi milik Bank BRI. Dari berbagai produk UNik yang ada, saya memilih menjadi pengguna E-Money Mandiri. Mengapa? Karena dari segi penggunaan, sebagian besar transaksi UNik di Indonesia adalah transaksi menggunakan E-Money Mandiri. Sehingga saya merasa E-Money Mandiri memiliki cakupan fasilitas yang cukup luas. Oh ya, hati-hati ketika menggunakan istilah karena E-Money merupakan 'uang kartu' dari Bank Mandiri, sedangkan jika ingin menyebut 'uang kartu' secara universal gunakan istilah Uang Elektronik (UNik)/ Electronic Money. Untuk mengetahui E-Money Mandiri lebih lanjut, silahkan baca tautan di situs resmi Bank Mandiri ini (http://www.bankmandiri.co.id/article/mandiri-prabayar.asp) atau situs Bank Syariah Mandiri ini (http://www.syariahmandiri.co.id/category/layanan-24-jam/bsm-e-money/)
Secara desain grafis, E-Money memiliki bentuk yang cukup bagus, milinalis dan elegan, tidak menyerupai desain kartu kredit atau kartu member dari sebuah merchant. E-Money Mandiri tidak menampilkan chip (bagian berbentuk segi empat dari logam) pada kartunya, tidak seperti Flazz BCA. Saya suka dengan bentuk fisik dari kartu E-Money.
Dari segi transaksi di kota Surabaya, E-Money masih sulit didapatkan di merchant yang berelasi dengan Bank Mandiri (contohnya Alfamart dan Indomaret). Sebagian besar Indomaret dan Alfamart di Surabaya hanya didukung oleh kartu Flazz atau Brizzi. Inilah yang akan menyusahkan pelanggan ketika merchant hanya menerima UNik Flazz BCA. Tapi tenang, E-Money dapat digunakan pada mesin pemindai uang elektronik Bank BUMN apapun. Sehingga E-Money dapat digunakan pada mesin pemindai Brizzi. Karena masih dalam proses pengembangan, tidak semua cabang merchant didukung oleh penggunaan E-Money. For Your Information, berikut merupakan website yang menyediakan daftar lokasi isi ulang dan pembayaran E-Money Bank Mandiri (http://www.isiulangetoll.com/)
Walaupun kampanye GNNT juga sudah mulai digelar di Surabaya, masih banyak orang yang belum mengerti apa itu UNik. Di kota Surabaya, anak muda yang menjadi sasaran utama pengguna UNik masih bertanya-tanya tentang alat pembayaran baru ini. Seperti pengalaman saya di kelas perkuliahan yang membahas mengenai perencanaan strategis perusahaan di bidang teknologi informasi. Kebetulan perkuliahan tersebut membahas mengenai nilai strategis pengadaan UNik oleh pioner uang elektronik di Indonesia, yaitu Bank BCA dengan produknya, Flazz. Hampir semua mahasiswa dalam kelas perkuliahan dan dosen saya tidak mengetahui benar mengenai Flazz, baik itu ketentuan pembayaran, pengisian, dan serba-serbi lain mengenai Flazz. Hanya satu orang teman di kelas yang memiliki kartu Flazz dan dapat menjelaskan mengenai produk Flazz secara runtun. Saya sebagai GenBI yang notabene perpanjangan tangan Bank Indonesia ke masyarakat luas sekaligus pengguna UNik mencoba membantu teman saya tersebut dalam menjawab pertanyaan mendasar dari dosen dan teman-teman mengenai penggunaan UNik. Tanggapan muncul di seantero kelas yang baru saja mengenal UNik. “Wah seperti kartu di area permainan mall ya, tinggal isi dan tap sesuka hati”, “Enak ya, walaupun saya bukan pemilik rekening Bank BCA saya dapat membuat dan mempergunakan kartu Flazz di banyak merchant”, “Agak ribet ya, kalau setelah tap di scanner transaksi harus dicetak pada struk perbankan terlebih dahulu”. Kalimat-kalimat tersebut merupakan sebagian dari tanggapan teman-teman dan dosen di kelas yang baru mengenal UNik secara umum dan kartu Flazz secara khusus, mulai dari tanggapan antusias, penasaran, senang, dan lain sebagainya. Ya walaupun teman-teman di kelas baru mengenal UNik pada hari itu, saya lega, karena diskusi perkuliahan tersebut secara tidak langsung menjadi semacam sarana sosialisasi ‘terselubung’ GNNT. 
Rupanya tidak hanya teman-teman dan dosen saya saja yang belum mengenal UNik, petugas kasir salah satu toko retail yang telah didukung UNik di dekat tempat tinggal saya juga belum memahami cara melayani pelanggan yang membayar barang belanjaannya dengan UNik. Beberapa minggu yang lalu ketika saya hendak membayar dengan UNik, petugas kasir nampak bingung, menolak UNik saya dan berkilah bahwa pembayaran dengan menggunakan UNik memiliki syarat minimum pembelian. Padahal seperti yang telah diberitahukan oleh semua vendor UNik, pengguna UNik bebas melakukan pembayaran tanpa syarat minimum pembelian. Ya mau tidak mau, akhirnya dengan kecewa saat itu saya membayar dengan menggunakan uang fisik.
Sebagai kawula muda yang cukup mengenal bank sentral, saya mendukung meluasnya program GNNT khususnya di kalangan masyarakat Surabaya. GNNT perlu digencarkan dengan lebih hebat lagi di Kota Pahlawan ini. Harapan pribadi saya untuk GNNT adalah transaksi UNik yang lebih luas, fleksibel dan universal. Seharusnya semua merk kartu UNik dapat digunakan di semua mesin pemindai tanpa membedakan vendor (bank yang memproduksi UNik tersebut). Bukankah UNik ditujukan demi memberikan kenyamanan pada konsumen?

No comments:

Post a Comment