Sunday, November 4, 2012

Lampu Merah 99++


Dengan bertambah banyaknya jumlah kendaraan bermotor, maka lalu lintas semakin padat dan butuh sistem pengaturan yang lebih baik. Salah satu fasilitas pengaturan lalu lintas yang utama adalah lampu lalu lintas. Lampu lalu lintas menjadi elemen penting di jalan raya, khususnya untuk kawasan perkotaan. Tapi, terkadang keberadaan lampu lalu lintas dapat menjadi hal yang menyebalkan. Gue sebagai pengguna jalan raya, sering sebel gara-gara si traffic light ini.

Saat ini, traffic light telah dilengkapi dengan lampu timer. Ada yang durasinya pendek, dan ada yang durasinya lama bin sedikit ngebetein. Gambar di bawah ini adalah salah satu traffic light yang menurut gue masuk dalam kategori ngebetein, traffic light yang berada di jalan Kertajaya Indah.
 

 Kalo kurang jelas dengan gambar yang di atas, liat aja gambar yang di bawah ini nih.


Mungkin banyak orang telah melewati perempatan jalan tersebut, terutama para mahasiswa ITS. Di  gambar tersebut lampu timer menunjukkan waktu berhenti selama 99 detik, cukup lama kan? Tapi ternyata angka 99 detik tersebut hanyalah "ilusi belaka". Yang terjadi bukanlah waktu berhenti selama 99 detik, namun lebih dari 99 detik. That is why gue nyebut traffic light di jalan tersebut sebagai traffic light 99++
Lama banget kan? Itu baru satu traffic light lho, nah kita? Di Surabaya, tiap hari rata-rata seseorang berkendara menemui 10 traffic light. Gimana tuh dengan total lampu merah yang ditemui dalam sehari atau setahun? Coba deh kita asumsikan setiap traffic light  memiliki waktu nyala warna merah selama 90 detik. Nah, 900 detik atau setara dengan 15 menit. Ya, dalam berkendara, rata-rata setiap harinya kita berhenti hanya untuk lampu merah selama 15 menit.
Belum lagi dengan beberapa traffic light ngebetein lainnya. Terkadang kita ngerasa bahwa si lampu hijau memiliki durasi menyala yang sangat pendek. Ini juga gue alami, ada sebuah traffic light yang nyala hijaunya tidak lebih dari 10 detik. Ga berperikepengendaraan banget deh. Kenyataan seperti ini sering memicu ego pengendara. Pengendara yang merasa kurang dengan durasi lampu hijau, nekad memberanikan diri melintasi jalan ketika traffic light menginstruksikan untuk berhenti. Ini memang kasus kecil, namun dapat berakibat fatal bagi keselamatan pengendara.
Dengan beberapa masalah tersebut, sudah selayaknya diadakan penyesuaian kembali durasi traffic light. Ini sudah saatnya jalan raya memiliki alat sensor pendeteksi keramaian pengguna jalan. Jalanan yang ramai kendaraan lebih baik diberi durasi lampu hijau yang lebih lama. Tapi tidak berarti bahwa jalanan yang sepi kendaraan harus dikurangi durasi lampu hijaunya. Selama durasi traffic light ini efektif, niscaya ketertiban lalu lintas akan lebih terjaga.
Solusi lain jika masalah ini terjadi adalah SABAR. Setiap pengendara nampaknya harus melatih kesabaran dalam menunggu lampu hijau menyala.


No comments:

Post a Comment